Senin, 27 Januari 2014

Indonesia negeri ini kerap di timpa bencana alam, dalam beberapa tahun terakhir  yang masih segar di ingatan kita pada tahun 2004 Bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh,Tsunami Mentawai yang terjadi menyusul gempa berkekuatan 7,2 SR 25 Oktober 2010  melanda Pulau Pagai Selatan di Kepulauan Mentawai, Erupsi Merapi pada tahun 2010, Gempa bumi Sumatra Barat 30 September 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009, Gempa Tasikmalaya 02 September 2009  7,3 Richter yang berpusat di 142 kilometer sebelah barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 dan Banjir bandang Waisor 04 Oktober 2010 .
Erupsi Gunung Sinabung, Banjir di Manado, dan Banjir Di Pantura di akhir tahun  2013 dan awal tahun 2014 ini menambah lagi daftar bencana alam di Indonesia. Akibat bencana mereka yang kehilangan anggota keluarga, sanak pamili, tempat tinggal, lahan pertanian dan harta benda mereka sungguh sesuatu yang miris dari sebuah sejarah bencana alam, ribuan bahkan puluhan ribu pengungsi akibat bencana.
Indonesia memang terdiri dari beragam suku, agam, kultur budaya dan tingkat kepedulian yang tinggi antar sesama, kita bisa melihat ketika terjadi suatu bencana alam masyarakat di Indonesia tak tinggal diam tak hanya berpangku tangan kepada pemerintah saja untuk membantu mereka yang terkena musibah, semua turut merapatkan barisan untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah, bisa kita lihat dengan banyak berdirinya posko-posko bantuan yang berdiri diberbagai kota di Indonesia, segerombolan orang, Organisasi, atau Komunitas yang membawa kotak kardus yang berdiri di pinggir jalan, lampu merah, pusat pusat keramaian mereka tak perduli terik matahari yang membakar mereka atau dinginnya malam yang mereka lewati, mereka hanya menyuarakan donasi untuk korban bencana alam entah itu sambil berjualan atau mengamen. Orang orang yang punya rasa social yang luar biasa, menyisihkan waktu dan tenaga mereka untuk beraksi di pingggir jalan, Sungguh mereka peduli, mereka bahu membahu membantu meringankan beban para pengungsi akibat bencana alam negeri ini tampa pamrih. Semoga apa yang kalian lakukan ini menjadi berkah tersendiri dalam perjalanan hidup kalian.

Penulis                        : Leo Chandra
Sumber Refrensi         : https://www.academia.edu/4066595/Bencana_Alam_di_Indonesia_10_Tahun_Terakhir

Senin, 20 Januari 2014

Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari.Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sinabung)

Jumlah pengungsi terakhir 27.671 orang. Peningkatan hari ini cukup besar karena tadi ada penduduk satu kampung, dari Sukandebi mengungsi. Mereka mengungsi karena tak tahan lagi menghadapi abu vulkanik hingga tanggal  (18/1/2014) malam.
(Sumber :http://www.tribunnews.com/regional/2014/01/19/jumlah-pengungsi-erupsi-gunung-sinabung-capai-27671-orang)


Sedikit penjelasan diatas tentang erupsi Gunung Sinabung, bencana di Indonesia memang kerap terjadi, beberapa bencana besar seperti Tsunami Aceh pada tahun 2004, Erupsi Merapi Tahun 2006 dan banyak lagi bencana alam yang menimpa Indonesia tapi seluruh masyarakat Indonesia tak pernah tinggal diam untuk membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah, tak hanya mengandalkan pemerintah saja untuk membantu kesusahan merekan yang mendapat musibah bencana alam. Berbagai hal dilakukan untuk bisa membatu meringankan mereka yang tertimpa musibah, dengan menjadi relawan langsung di tempat terjadinya bencana, membuat pojok-pojok bantuan dana, pakaian dan makanan dan penggalangan dana untuk disalurkan kepada saudara-saudara yang terkena musibah.

Kemarin, Minggu tanggal 19 Januari 2014, Tujuh belas orang pemuda – pemudi dari berbagai komunitas pendaki dan traveler di Jogja menggalang dana untuk pengungsi dan relawan Erupsi Gunung Sinabung. Beberapa hari sebelumnya dari ide Mas Lucky dan Mas Eka yang mau mngadakan pergerakan ini, jadi kita tidak hanya berkampanye melalui Sosial Media saja untuk membantu saudara-saudara kita di sinabung, kita harus melakukan suatu pergerakan yang nyata.

Penggalangan dana dilakukan di Sunday Morning (Sunmor) UGM berkumpul sejak 06.30 lalu keliling Sunmor UGM dan berhenti didepan Polsek BulakSumur berdiri disana untuk meminta donasi kepada siapa saja yang lewat “Mari mbak, mas, pak, bu donasinya buat pengungsing sinabung” begitulah kira-kira ungkapan yang keluar dari mulut kami, banyak juga yang memberi tapi juga lebih banyak yang hanya lewat dan memberi hanya dengan senyuman. Ada satu momen dimana saya berfikir tentang tingkat kepdulian orang lain terhadap sebuah bencana, seorang laki-laki muda dengan membawa biola mungkin dia seorang pengamen jalanan dengan cepat dia merogoh kantongnya karna melihat kami berdiri memegang kotak kardus yang berisi uang hasil dan memberi donasi kepada kami lalu pergi, beberapa menit berlalu dan pengamen itu kemudian lewat lagi dan memasukkan uang lagi ke kotak kardus kami, disini aku benar benar terdiam sejenak seraya memperhatikan pengamen itu, dalam hati saya berkata “Baik sekali pengamen ini, semoga dia diberikan kemurahan rezeki, amiin” uang yang diberikan kepada kami untuk donasi itu mungkin hasil dari dia mengamen di jalanan dan rela berbagi untuk pengungsi Sinabung, tapi disisi lain banyak orang yang lewat dengan gaya parlente yang mungkin juga orang kaya yang hanya lewat tak berpikir untuk member sedikit rezeki mereka untuk saudara saudara kita yang lagi terkena musibah, entah lah manusia memang di ciptakan dengan tingkat kepedulian social yang berbeda. jam sudah menunjukan pukul 10.00 Wib penggalangan dana yang kami lakukan selesai, dan tinggala menghitung hasilnya.

Dari hasil penggalangan dana ini terkumpul bantuan sebanyak Rp. 1.047.200 (Satu juta empat puluh tujuh ribu dua ratus rupiah) yang disimpan oleh bendahara komunitas, Rinda. Komunitas penggalangan dana ini diketuai oleh Eka. Teman-teman yang terlibat dalam penggalangan dana antara lain ; Eka , Lucky, Moncoz, Belen, Riskita, Jeff, Leo(saya), Amin, Allink, Ian. Ani, Rinda, Aris, Indra, Rifqi dan dua lagi anonim (lupa namanya), semoga amal ibadahnya membawa manfaat dan menginspirasi teman-teman lain untuk terlibat.
Akun twitter publik yang berpartisipasi dalam penggalangan dana : @KaskusOANC, @Bpi_Jogja, @bpc_Jogja,@jogjastudent, dll.



Dari hasil breafing setelah pengalangan dana pertama tanggal 19 Januari 2014 disepakati :

1       Penggalangan dana selanjutnya akan dilaksanakan di titik Nol Kilometer pada tanggal 27 Januari 2014 mulai jam 7 malam.
    Dana yang terkumpul akan dikumpulkan ke relasi di Jakarta untuk di distribusikan ke Sinabung menurut keperluan mendesak yang diperlukan di Sinabung, Bantuan juga bisa diberikan berupa pakaian (baju, celana, selimut, dsb).
      Hastag untuk memudahkan pencarian twitter khusus untuk wilayah Yogyakarta disepakati #Jogja4sinabung.

Suatu bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara yang terkena musibah Erupsi Gunung Sinabung dengan teman-teman yang hebat dalam penggalangan dana ini. 

Sabtu, 18 Januari 2014

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sudut mata yg berkaitan uang saja.
Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.
Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui?
Masalah Adalah Hadiah.
Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai halangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat kejayaan di balik setiap masalah.
Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi.
Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, andatidak akan menjadi seseorang yang sejati.

Sumber : http://www.emotivasi.com/2008/08/18/masalah-adalah-hadiah/#more-406
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.
Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”
Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”
Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.


Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”
Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.
Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”
Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”
Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”
Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.
Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.

Sumber : http://www.emotivasi.com/2012/01/30/jadilah-pelita/#more-417

Rabu, 15 Januari 2014

Selama dalam pendakian, ada baiknya memperhatikan keadaan alam sekitar yang bisa dijadikan tanda yang tidak mudah dilupakan, seperti tumpukan batu raksasa, pohon besar dan tinggi, pohon tumbang, dan aliran sungai. Tanda-tanda alam tersebut bisa digunakan sebagai rambu pemandu kejalur semula bila kebetulan tersesat. Bila berada pada suatu ketinggian, tiba-tiba mendengar suara musik, suara azan, suara deru motor, atau melihat cahaya lampu yang seolah-olah jaraknya tidak jauh, apalagi pada malam hari, sebenarnya kondisi seperti itu hanya tipuan pada pendengaran dan penglihatan, ketika kondisi fisik sudah melemah dan mental menurun. Oleh karena itu, timbul keinginan untuk secepatnya menuju kearah datangnya suara atau sinar tadi. Tanpa disadari kita sudah keluar dari jalur yang mengakibatkan terjebak pada situasi medan yang menyesatkan. Jangan coba-coba melakukan jalan pintas atau potong kompas kalau tidak tahu tehniknya, apalagi bila tidak membawa peta dan kompas. Perjalanan yang menyesatkan bisa juga karena mengikuti aliran sungai. Memang betul aliran sungai dari gunung aka mengalir kedataran rendah, mungkin juga melintasi sebuah perkampungan penduduk. Tapi harus diingat bahwa aliran sungai umumnya memiliki jeram atau air terjun yang dapat menyulitakan bahkan menyesatkan. Bila kita sudah menyadari telah salah jalur atau tersesat, yang pertama harus kita lakukan adalah jangan panik!! lebih baik berhenti dan istirahat dulu (minum air, makan sepotong coklat) Sambil memberi tanda lokasi istirahat dengan tanda yang mencolok/mudah diingat, seperti: mengikat batang/ranting perdu, mematahkan beberapa ranting pohon/perdu, mengikat serumpun alang-alang, dan lakukan pengamatan medan sekitar. Dari lokasi istirahat yang telah diberi tanda jejak tadi, cobalah berjalan kearah empat penjuru mata angin selama 15-20 menit. Bila belum ditemukan jalur resmi pada satu arah mata aingin setelah berjalan 15-20 menit, berilah tanda jejak pada lokasi tersebut. Kemudian kembali kelokasi semula yang telah diberi tanda jejak (lokasi istirahat). Demikian selanjutnya, pada arah mata angin yang lain bila jalur resmi belum ditemukan. Jarak dan waktu tempuh mencari jalur resmi bisa diperpanjang asalkan tidak lupa memberikan tanda-tanda jejak pada kawasan yang pernah dilewati. Bila tidak cukup waktu atau hari sudah menjelang sore, sebaiknya mulai mendirikan tenda kalau tidak ada dirikanlah shelter alam (bivak), jangan memaksakan diri melakukan pencarian jalur resmi dimalam hari, lebih baik digunakan untuk istirahat dan menambah kalori dengan makan dan minum. Baru keesokan harinya bisa dilanjutkan pencarian jalurnya. Terkadang ada jalur yang tertutup semak belukar, alang-alang, dan pohon tumbang, karena jarang dilewati pendaki. Bila pencarian jalur resmi dilakukan dengan sabar dan tidak panik, percaya diri serta kal sehat, cepat atau lambat akan dapat ditemukan. Kalau tersesat sebaiknya kita tenang dan ingat rumus : STOP S = Stop/Seating: Berhentilah dan beristirahat dengan santai, dan berusahalah untuk tidak panik, segera hilangkan kepanikan (kalau emang sudah panik). Kalo perlu makan coklat dulu biar tenang…… T = Thinking: Berpikir secara jernih (logik) dalam situasi yang sedang dihadapi. O = Observation: Lakukan pengamatan/observasi medan disekitar kita, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat kita mamfaatkan atau yang harus kita hindari. P = Planning: Buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila kita sudah memutuskan sesuatu yang akan kita lakukan.

Sumber  : http://mapala-umri.blogspot.com/2013/02/tips-jika-tersesat-di-gunung.html
Di dalam sebuah pendakian, keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Hal - hal yang menjadi perhatian dalam kaitannya dengan perencanaan perjalanan itu antara lain mengenal jenis medan, menentukan tujuan kegiatan, mengetahui lamanya perjalanan, mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban dan memperhatikan hal - hal khusus seperti obat - obatan tertentu misalnya.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan efektifitas kerja kepada setiap pendaki dengan membawa apa yang perlu dibawa dan melakukan apa yang perlu dilakukan. Dengan cara ini maka potensi terjadinya bahaya cedera dapat dikurangi meskipun tidak dapat dihilangkan.

Dari kajian pustaka dan pengamatan peneliti di lapangan, maka terdapat beberapa macam cedera pada pendaki gunung yang sedang melakukan aktifitasnya mendaki gunung yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1 Lecet 
Lecet merupakan cedera tingkat 1 ( cedera ringan ) yang terjadi berupa goresan di kulit karena benda tajam. Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius namun dapat mengganggu penampilan seseorang. Setiap cedera yang menyebabkan lapisan kulit terluar terkelupas, sehingga jaringan di bawahnya terpapar oleh bakteri dan kemungkinan infeksi disebut lecet

2 Memar 
Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan benda keras pada jaringan lunak tubuh. Dari sumber lain disebutkan Memar atau lebam adalah suatu jenis cedera pada jaringan tubuh yang menyebabkan aliran darah dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitarnya, disebut hematoma, dan tidak disertai robeknya lapisan kulit.

Memar ditimbulkan oleh trauma seperti tumbukan benda tumpul dan menimbulkan rasa sakit walaupun pada umumnya tidak berbahaya. Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu yang terdapat pada memar merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna kecokelatan

3 Kram 
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kram otot ini seperti pada saat otot mengalami kelelahan dan secara tiba-tiba meregang, maka otot tersebut ( dengan terpaksa ) akan meregang secara penuh dan ini dapat mengakibatkan kram.

Kram juga dapat disebabkan karena adanya ketidaksempurnaan biomekanik tubuh karena adanya malalignment ( ketidaksejajaran ) dari bagian kaki bawah atau keadaan otot yang terlalu kencang. Kekurangan beberapa jenis mineral tertentu ( seperti zat sodium, potassium, kalsium, zat besi dan posphor ) yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat mempengaruhi terjadinya kram otot.

Pada beberapa kasus kram otot yang terjadi dapat juga disebabkan karena terbatasnya suplai darah yang tersedia pada otot tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya kram otot pada saat melakukan kegiatan

4 Strain dan sprain 
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung ( impact ) atau tidak langsung ( overloading ). Pada cedera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cedera, terlebih jika otot berkontraksi.

Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba pada bagian otot yang mengaku. Strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan. Cidera strain membuat daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda - tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan. Sedang cedera sprain adalah cedera pada ligamen di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan tulang rawan sendi yang membungkus tulang - tulang yang berdampingan.

Kerusakan serat ligamen sering dibarengi oleh pendarahan yang menyebar di sekeliling jaringan dan terlihat sebagai memar. Sebagai penyebabnya adalah persendian tulang dipaksa melakukan suatu gerak yang melebihi jelajah sendi atau range of movement normalnya.

Trauma langsung ke persendian tulang, yang menyebabkan persendian bergeser ke posisi persendian yang tidak dapat bergerak. Dalam buku lain juga disebutkan sprain adalah cedera yang menimbulkan nyeri, yang disebabkan oleh kerusakan pada ligamen yaitu jaringan ikat fibrosa yang keras dan elastik, yang membungkus sendi

5 Fraktur 
Terdapat beberapa pengertian mengenai frakture, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literatur. , frakture adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan menurut Boenges, fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang.  

Back dan Marassarin berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Lewis ( 2000 ) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
Fraktur akibat peristiwa trauma.  Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba - tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan, pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan. Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang - ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau metatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris - berbaris dalam jarak jauh.

Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang. Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak ( misalnya oleh tumor ) atau tulang - tulang tersebut sangat rapuh

 6 Blister ( Lepuhan ) 
Lepuhan adalah kumpulan cairan yang terletak diantara lapisan terluar kulit yang disebabkan oleh gesekan, tekanan dan panas. Kombinasi yang terdiri dari tiga macam mikrotrauma fisik tersebut menyebabkan terjadinya pemisahan lapisan kulit ( dermis dan epidermis ) dan resultan cairan yang meradang, menggelembung pada lapisan terluar kulit yang mengakibatkan cairan isi lepuhan dengan lapisan terluar kulit, membentuk kulit lepuhan.

Lepuhan sering terjadi saat atlet memulai aktifitas baru atau meningkatkan porsi suatu aktifitas. Sepatu baru dan perubahan lantai arena menyebabkan timbulnya lepuhan. Kondisi kelembaban atau panas juga mempengaruhi munculnya lepuhan. Mereka yang berkulit sehat lebih mudah terkena lepuhan

7 Sunburn
Pada hari - hari yang berkabutpun, anda kemungkinan masih bisa tersengat sinar Matahari, karena sinar matahari ini dapat dipantulkan baik melalui mendung ( awan ), bangunan - bangunan, pepohonan dan bahkan memantul lewat media tanah ( permukaan aspal ).

Sengatan sinar Matahari harus kita antisipasi sedini mungkin meskipun kulit belum memberikan gejala - gejala rasa sakit seperti terbakar. Rasa sakit karena tersengat sinar Matahari tersebut disebabkan oleh adanya keterlambatan pelepasan bahan - bahan kimia tertentu yang disebut prostaglandins oleh sel - sel yang rusak

8 Nyeri pinggang bagian bawah ( Low Back Pain ) 
Low back pain atau nyeri pinggang bawah adalah suatu kondisi dimana penderita merasa nyeri dibelakang pinggang bagian bawah. Cedera pada pinggang bawah sering terjadi disebabkan karena kelelahan dan kurangnya pemanasan sebelum melakukan aktifitas.

Cedera ini dipicu oleh tidak seimbangnya kekuatan otot punggung dan otot perut dimana pada umumnya otot perut jauh lebih dominan sehingga pada saat gerakan tertentu otot punggung bagian bawah ini mengalami cedera.

Cedera ini juga bisa disebabkan karena kesalahan posisi. Kesalahan posisi dalam aktivitas, akan membuat otot tertahan dalam satu posisi. Selain itu, pada Pendaki gunung cedera ini bisa terjadi karena kesalahan dalam pengaturan berat beban yang dibawa atau karena posisi tas yang salah yang menyebabkan beban tertumpu di pinggang atau punggung bagian bawah dan bukan di pundak atau bahu

9 Hypothermia 
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh ( kedingingan ) dari suhu normal, dan apabila kalau tidak cepat mengatasi situasi tersebut di gunung bisa berakibat fatal. Biasanya suhu tubuh kita normal dan tetap pada suhu kurang lebih 37,5 derajat celsius. Kalau panas, tubuh kita akan mengeluarkan keringat untuk mengurangi panas tersebut dan kalau dingin kita menggigil untuk memanaskan tubuh.

Sumber : http://mapala-umri.blogspot.com/2013/04/9-jenis-cidera-dalam-pendakian-gunung.html

Selasa, 07 Januari 2014

Suhu dingin di ketinggian gunung berbeda dengan kondisi dingin di bawah, apalagi jika malam hari menjelang. Untuk beberapa gunung, suhu di atas gunung bisa mencapai 0 derajat celcius, dan suhu ekstrem di gunung sangat berbahaya bagi kita, jika kita tak pandai mengantisipasinya dengan baik. Dan biasanya jika kita dalam pendakian gunung, untuk sedikit meredakan rasa dingin, kita akan memakai jaket yang tebal dan membuat api unggun, tetapi apakah cara itu berkhasiat manjur?
Banyak dari para pendaki yang mempunyai penyakit alergi terhadap dingin, bila
terkena hawa atau suhu yang dingin tubuh mereka langsung timbul bintik – bintik merah di sekujur tubuhnya. Penyakit ini sering sekali terjadi bila berada di tempat yang dingin, untuk menghilangkannya cukup oleskan minyak kayu putih atau sejenisnya yang bisa membuat hangat, dan sebaiknya tidak di oleskan balsam karena justru akan menambah rasa dingin tersebut, kebanyakan balsam mengandung zat menthol yang mempunyai efek dingin.
Tips – tips untuk menghadapi dan menghilangkan rasa dingin di atas gunung:

1. Sebaiknya melakukan aklimatisasi ( penyesuaian tubuh terhadap suhu dan kondisi alam sekitar sebelum melakukan pendakian ) terlebih dahulu.
2. Buatlah api unggun kecil untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
3. Meminum – minuman hangat seperti wedang jahe, teh, dan lain – lain untuk menghangatkan tubuh, tetapi jangan sekali – kali meminum – minuman keras di atas gunung karena akan berakibat fatal. Alkohol memang dapat melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah dapat menjadi lebih lancar, sehingga akan menimbulkan efek hangat, namun jangan lupa alkohol juga dapat membuat kita kehilangan kesadaran, dan hal ini sangat jauh lebih berbahaya daripada rasa dingin itu sendiri!!. sudah terlalu banyak pendaki yang mati sia – sia karena kebodohan ini.
4. Memakan-makanan hangat dengan perhitungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi, supaya badan tetap merasa hangat dan kondisi badan tetap terjaga.
5. Pakailah pakaian yang tebal seperti jaket, sweater, dan lain – lain, karena akan terasa hangat di suhu yang dingin.
6. Jangan sekali – sekali memakai pakaian berbahan dasar jeans, selain memberatkan, menyita kalori terlalu banyak akibat tidak leluasa bergerak, menyulitkan saat basah, jeans juga tidak dapat menahan dingin dengan sempurna.
7. Istirahat yang cukup dan tidak memforsir diri di luar jangkauan daya tahan tubuh, istirahat yang kurang dapat membuat kesadaran kita semakin berkurang, hal ini juga dapat berefek pada rasa dingin yang semakin menyerang.
Trik – trik tidur di suhu yang dingin.
Banyak dari para pendaki yang bagaimana cara menghilangkan dingin sewaktu tidur dalam pendakian gunung. Perhatikan baik – baik bahwa dingin lebih menyerang ke titik – titik berikut ini: telinga, telapak tangan dan jari, kemudian pergelangan kaki sampai ke jari, pastikan bagian – bagian ini tertutup rapat. Pakailah kaus kaki tebal saat tidur atau istirahat, sarung tangan, kupluk, jaket dan masih banyak lagi, yang bisa membuat hangat pada waktu tidur.
Bisa juga dengan cara berhimpit – himpitan pada saat tidur, cara ini juga ampuh digunakan untuk menghilangkan rasa dingin waktu tidur. Dengan cara berhimpit – himpitan atau merapatkan tubuh sesama teman, kita bisa merasakan hangat yang keluar dari dalam tubuh kita. Cara itu yang biasa dipakai oleh para pendaki untuk menghilangkan rasa dingin pada saat kita tidur. Berhimpitan tentu dengan tetap memakai jaket tebal, jika tidak, atau justru malah telanjang, bisa jadi bencana kedua!
Pastikan untuk tidak lupa memperhatikan sistem udara dan membuat saluran air di sekitar tenda sebelum kita tidur, tak peduli apakah kita memakai jaket super tebal atau kaus kaki dobel, itu tak akan berpengaruh kalau tenda kita tergenang air hujan. Menaruh daun – daun kering yang banyak dibawah tenda juga lumayan membantu, selain menambah empuk dasar tenda, juga membuat tenda tidak bersentuhan langsung dengan tanah yang dingin dan lembab. Bila hendak menyalakan Api Unggun sebaiknya perhatikan benar unsur kayu dan arah apinya, biji pinus yang terbakar kadang dapat meledak dan terlontar ke tenda, sehingga berpotensi kebakaran.
Membawa termos kecil juga dapat membantu menjaga air tetap hangat lebih lama, sehingga tidak bolak – balik memasak air, yang malah membuat kita semakin kedinginan. Bila tak merasa repot, bisa membawa termos yang agak besar, hingga lebih banyak muatan air panasnya, atau ada yang ingin membawa panci? Silahkan.
Semoga tips dan cara mengatasi dingin di gunung bisa membantu dan menambah pengetahuan tentang tehnik survival yang terkadang kita abaikan dan menganggap ringan. Selamat berpetualang! 

Sumber : http://mapala-umri.blogspot.com/2013/02/tips-mengatasi-kedinginan.html
Bagi seseorang yang mempunyai hoby berkegiatan di alam bebas, sebaiknya mengerti akan resiko yang mungkin akan di timbulkan,terutama dalam pendakian gunung. Karakter ketinggian gunung yang variativ membuat suhu di gunung menentukan karakter suhu tubuh seseorang. Salah satu penyakit yang sering menyerang para pendaki adalah Hipotermia. Salah dalam penanganan akan berakibat fatal bahkan beresiko pada kematian. Pendaki gunung dan Hipotermia merupakan sebuah hubungan yang sangat terkait dalam pendakian.

Jika kondisi tubuh terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh. Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita pembekuan dan perlu diamputasi.

Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan lebat menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin dan berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali muncul kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis. Pakaian yang basah, kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan semakin parah bila pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh ernergi untuk memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan untuk makan, kecuali memang kehabisan makanan. Gejala -gejala kedinginan biasanya Pendaki akan menggigil kedinginan, gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.

Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan akhirnya pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.

Cara Penanganan :

1. Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut.
2. Panas tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis.
3. Seperti halnya terlalu kepanasan, anak muda dan orang tua merupakan sasaran paling banyak. Alasannya, tubuh kurang efisien dalam mengatur temperatur tubuh. Namun, orang dewasa yang fitpun, dapat kedinginan jika terlalu lama berada di air dingin, udara dingin atau di cuaca dingin tanpa pelindung. Selain itu minuman beralkohol dan narkotika juga mengurangi mekanisme pemanasan tubuh. Untuk menghadapi bahaya kedinginan bawalah beberapa lapis pakaian kering. Siapkan mantel hujan, jaket tebal, dan kantung tidur. Masukkan pakaian kedalam kantong plastik sebelum dimasukkan ke dalam tas.
4. Gunakan cover pelindung air untuk membungkus tas. Bawalah bekal makanan yang cukup, ada baiknya membawa bekal lebih guna menghapi tertundanya perjalanan karena cuaca atau harus beristirahat karena sakit. Pelajari jalur yang akan ditempuh sebelum melakukan pendakian, hal ini bisa ditanyakan ke petugas pos penjagaan. Rencanakan dan pilih tempat yang akan digunakanan untuk beristirahat, berlindung, memasak, dan mendirikan tenda.

Pilihlah pendakian pada musim kemarau, karena pada musim penghujan curah hujannya tinggi sering ada badai dan tanah longsor, di musim kemaraupun di gunung sering turun hujan namun tidak sebanyak dan sesering di musim hujan. Musim kemarau yang cerah suhu di gunung sangat dingin sekali bisa minus dibawah nol, dibeberapa gunung misal gunung Lawu sering muncul kristal-kristal es. Bila cuaca sangat buruk dan sudah tidak sanggup menghadapi udara yang semakin dingin sebaiknya tidak melanjutkan pendakian, karena bisa berakibat sangat fatal. Dalam menembus cuaca yang sangat dingin harus berusaha mengatasi rasa lapar, kelelahan dan mengantuk. Beristirahatlah sebentar saja bila terlalu lama badan justru akan semakin dingin dan semakin mengantuk, dengan berjalan badan biasanya menjadi hangat bahkan berkeringat. Termos kecil berisi kopi hangat sangat praktis untuk membantu mengatasi rasa dingin dan mengantuk. Sepatu bot dengan kaos kaki yang tebal dan kering sangat membantu. Sebaliknya sepatu basah, kaos kaki basah, dan sendal, dapat membuat kaki serasa beku.

Beristirahat di antara hempasan angin dingin dan tebalnya kabut, justru semakin membuat badan menjadi menggigil, untuk itu carilah batu besar atau celah-celah batu untuk berlindung dari hempasan angin dingin. Bila ingin istirahat tunggulah sampai kabut menghilang, karena beristirahat di tengah kabut membuat pakaian basah dan berembun, sehingga semakin menyiksa badan. Kaos tangan, kerudung kepala, kaos kaki, jaket tebal bisa membantu mengatasi rasa dingin. Bila memungkinkan dan tidak membahayakan lingkungan bisa membuat api unggun untuk menghangatkan badan dan beristirahat. Ketika hendak mendirikan tenda carilah tempat yang terlindung dari hempasan angin, dan usahakan tempat yang kering. Di tempat yang basah dan lembab embun dan kabut mudah terbentuk sehingga pakaian dan peralatan kita menjadi basah, berembun dan dingin. Bila ingin minum obat minumlah pada waktu istirahat mau tidur jangan minum obat pada saat melakukan perjalanan sangat berbahaya. Beberapa jenis obat bisa membuat kita menjadi mengantuk atau tenggorokan kering. 

Sumber : http://mapala-umri.blogspot.com/2013/02/tips-mengatasi-hipotermia-pada-saat.html

Sabtu, 04 Januari 2014

#Campcur ini seperti sebuah keluarga, tak perlu waktu yang lama untuk kami saling mengenal dan dekat, berwal dari perjalanan untuk campcer 4 hari stay di Ranukumbolo Gunung Semeru 09 Mei 2013 lalu, seperti yang pernah aku tulis sebelumnya “alam memang membuat kearaban itu terasa nyata” dingin itu pecah dengan canda tawa kami, ini bukan suatu komunitas atau apalah namanya, kami hanya kumpulan manusia yang saat bersama pasti akan terjadi sebuah kekonyolan, maklum orang orang yang ada di sini oataknya Cuma tinggal ¼ itu pun kalau masih cukup, malam itu dihari terahir kami di RanuKumbolo di dalam tenda terlibat sebuah obrolan, semula obrolan itu ringan dan biasa saya, sampai akhirnya obrolan berubah menjadi berat secara tak sadar didalam tenda kecil itu orang orang gila ini curhat tentang masa lalunya masing masing, satu persatu cerita keluar dari mulut mereka, maka tercetuslah kata kata “Campcur” Camping Curhat.
Pintu Gerbang pendakian Gunug Semeru
Bersama anak anak CS Jogja,  Oel,  jeff,  Alett, kiki, achu, fitri, ade, yokha, mukti, om dije

Ranukumbolo
Pakde wawaw, Oel, Alett, jeff, mukti

Trio Macan RanuKumbolo

Ranukumbolo
Oel, Pakde wawaw, jeff, alett, achu, mukti 


Tanjakan Cinta Semeru
Om dije, ade, mabk riska, alett, oel, fitri, mukti

Mecari Kayu bakar bersama om ade 

Jeff, rendy, mukti, oel
Rendy ini sebenarnya bukan satu tim sama kami, tapi tiap hari dia selalu main di dekat tenda kami, duduk disamping tenda kami, mungkin karna kami selalu rame dan juga banyak makanan, hahahaha dan dia selalu dating untuk mencicipi semua makanan kami.


Kami sudah di Desa RanuPani dan bersiap untuk pulang

Sepulang dari semeru, kami kembali ke kota masing masing, kami saling berkomunikasi lewat twitter,  nah disini juga sering terjadi kekacauan, kekonyolan para manusia ini, mulai dari share foto foto konyol, mewacanakan sebuah trip yang kemungkinanya Cuma 1% terlaksana, atau yang paling parah mengganti Nick Name Twitter dengan nama yang aneh aneh bertema “Racun” hahahahah dan semua kelakuan yang pasti akan membuat tertawa. 


sesekali kami berkumpul di jogja di kontrakan aku dan jeff yang menjadi Basecamp, suasana pasti pecah dan ribuan wacana pasti jadi pembahasan orang orang yang memang otaknya 1/4 , berkumpul jalan, atau sekedar makan bareng kerap menjadi acara yang memang membuang sepi diantara gurawan dan konyolnya mereka ini, itu lah yang membuat kami sangat akrab seperti sebuah keluarga.

Makan bareng ayam goreng olive

Ada satu hal yang paling konyol ketika itu, di hari sebelumnya aku, amin jeff dan om dedel baru turun dari merapi dan berencana untuk mendaki gunung sumbing di sore hari berikutnya, tak tau apa tujuannya sore itu alett juga muncul di jogja, dan ke kontrakan kita, saat itu packingan untuk naek sumbing sudah siap Cuma tinggal bebrapa alat lagi yang mesti dicari atau di sewa, kami menracuni alett untuk ikut bersama kami, tapi sore itu dia kekeh tak bisa ikut karna bebrapa alasan, dan minta di antar ke terminal untuk pulang ke Semarang, disini kelakuan jeff HP nya alett di sembunyiian ketika mau pulang, alhasil alett mencari cari, hahahaha, kepulangan tertunda sejenak, akhirnya HP itu di kembalikan oleh jeff, sekarang alett minta lagi aku untuk mengatarkannya keterminal “pakle ayo antarin aku keterminal, tar keburu sore”, aku menjawan “tar neng, abisin rokok sebatang dulu”. Kita masih ngobrol ngobrol didepan kontrakan ada om dedel, aku dan jeff, entah bagaimana keluar kata kata dari mulut alett begini “ Kalian ke Batang aja po, anterin aku pulang” kami berempat saling berpandangan sejenak diam, lalu aku menjawab “boleh juga ke Batang”, jeff dan om dedel mengangguk iya, hahahahah, sumbing tinggal cerita, bokar packingan, terus menghubungi kiki untuk diajak juga, kiki yang sudah beli tiket untuk pulang ke Blitar  juga gagal mudik memilih ikut kami ke Batang, lalu satu orang lagi yaitu amin juga tak luput dari racun ini, kami berenam pun berangkat ke Batang Malam harinya dengan Motor, untuk mengunjungi Babe dan Ibu Djudie (Orang Tuanya Alett) dan juga ketemu Dekbeb (adik kandungnya Alett).



Di rumah Babe Djudie

Ini rumah warisannya babe djudie jadi siapa pun yang menikah dengan ank perempuan babe Djudie alett atau dekbeb akan mewarisi rumah ini konon begitu ceritanya (Ngarang) hahahahahahah.
Sampai pada suatu hari ada sebuah event Eiger di jogja dan kami mengikuti event itu dengan terbagi bebrapa tim, dan hanya alatt dan om ade yang berhasil masuk nominasi, dan yang lain entah berjalan kemana hahahaha, di event ini alett membawa saudara laki lakinya dari bandung yaitu kang adni, yang tampa di ospek sudah bisa membaur bersama teman teman lain, dari bandung dia juga Cuma membawa otak ¼ entah itu yang dia bawa atau memang Cuma itu otak yang dia punya entah lah yang jelas orang ini orang gila. 

Tim #Camcur ikut event Eiger

Ini kang adni dan alett, katanya mereka ini saudara tapi tak mirip sama sekali, entah saudara dari sebelah mana, yang satu orang sunda  bandung dan satu lagi orang jawa di batang, ada lagi satu orang anggota keluarga mereka yaitu dekbeb, tapi tak pernah diajak kumpul bareng kami, katanya alett takut tertular gilanya.

Foto bersama rendy untuk meminta restu ikut event eiger

Entah apa yang dipikirkan orang bertiga ini orang waktu itu event berlomba mengumpulkan angka ke tempat tempat wisata di jogja dengan deadline waktu, mereka malah duduk manis disni wahahahaha.

Pakde wawaw dan rendy tak ikut event jadi berpose seolah olah ngambek

Pada saat itu juga Om dedel mewacanakan 3 rangkaian acara, om dedel ini adalah pembuat wacana yang handal dalam satu hari dia bisa membuat puluhan wacana perjalanan dan kegiatan, dan itu hanya berakhir menjadi sebuah wacana, tapi kali ini sepetinya dia serius dan tim langsung mengankat dia sebagai ketua panitia pelaksana kegiatan #Camcur hahahahaah, ada 3 kegiatan yang direncanakan om dedel sela sela event eiger itu, pertama kita akan main futsal bareng, kedua kita akan benyanyi (karoke) dan terakhir Camping di ngelanggeran.
Kegitan pertama adalah karokean bareng ini foto fotonya : 

Itu yang baju hitam disebelah alett adalah si pandu, yang paling muda di sini, yang selalu menurut dan tak pernah membatah kakak kakaknya, pandu anak yang baik tapi gendut. Hahahaha 



Om dedel dan kang adni memang selalu mesraaaah entah ada rasa apa yang terjadi diantara mereka berdua

Kiki yang masih bisa tertidur di room karoke, kebiasan kiki emang selalu tidur, bahkan saat dibonceng motor 

Kegiatan kedua adalah futsal tapi sayang tak ada dokumentasi fotonya, lanjut kegiatan terakhir acara #Campur, Camping di Gunung Api Purba Ngelanggeran.

Yang berkacamata ini amin, hahahha, Nurul amin seorang penulis buku, karya karyanya juga nongkrong di blog ini, EnklaveRanupani, Ontelku, Scoter On the Road dan Fatamourgana 


Sedang Rapat Pleno 












Lihat saja foto foto ini dan pikirkan tingkah laku mereka, apa mereka ini Waras???? Hahahahhaa, acara yang di wacanakan dede ini sukses, semua rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar, omdedel sukses menjadi ketua panitia semua wacana terrealisasi dengan baik, ini lah sedikit cerita yang selalu membuat rindu canda tawa kalian teman, aku hanya berharap apapun yang kalian lakukan saat ini semoga itu menjadi jalan untuk menuju kesuksesan dan keberhasilan amiiin, cerita ini tetaplah menjadi bagian lucu dari perjalan hidup kita bersama, I will miss u all #Campcur.