Rabu, 15 Januari 2014

Di dalam sebuah pendakian, keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Hal - hal yang menjadi perhatian dalam kaitannya dengan perencanaan perjalanan itu antara lain mengenal jenis medan, menentukan tujuan kegiatan, mengetahui lamanya perjalanan, mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban dan memperhatikan hal - hal khusus seperti obat - obatan tertentu misalnya.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan efektifitas kerja kepada setiap pendaki dengan membawa apa yang perlu dibawa dan melakukan apa yang perlu dilakukan. Dengan cara ini maka potensi terjadinya bahaya cedera dapat dikurangi meskipun tidak dapat dihilangkan.

Dari kajian pustaka dan pengamatan peneliti di lapangan, maka terdapat beberapa macam cedera pada pendaki gunung yang sedang melakukan aktifitasnya mendaki gunung yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1 Lecet 
Lecet merupakan cedera tingkat 1 ( cedera ringan ) yang terjadi berupa goresan di kulit karena benda tajam. Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius namun dapat mengganggu penampilan seseorang. Setiap cedera yang menyebabkan lapisan kulit terluar terkelupas, sehingga jaringan di bawahnya terpapar oleh bakteri dan kemungkinan infeksi disebut lecet

2 Memar 
Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan benda keras pada jaringan lunak tubuh. Dari sumber lain disebutkan Memar atau lebam adalah suatu jenis cedera pada jaringan tubuh yang menyebabkan aliran darah dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitarnya, disebut hematoma, dan tidak disertai robeknya lapisan kulit.

Memar ditimbulkan oleh trauma seperti tumbukan benda tumpul dan menimbulkan rasa sakit walaupun pada umumnya tidak berbahaya. Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu yang terdapat pada memar merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna kecokelatan

3 Kram 
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kram otot ini seperti pada saat otot mengalami kelelahan dan secara tiba-tiba meregang, maka otot tersebut ( dengan terpaksa ) akan meregang secara penuh dan ini dapat mengakibatkan kram.

Kram juga dapat disebabkan karena adanya ketidaksempurnaan biomekanik tubuh karena adanya malalignment ( ketidaksejajaran ) dari bagian kaki bawah atau keadaan otot yang terlalu kencang. Kekurangan beberapa jenis mineral tertentu ( seperti zat sodium, potassium, kalsium, zat besi dan posphor ) yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat mempengaruhi terjadinya kram otot.

Pada beberapa kasus kram otot yang terjadi dapat juga disebabkan karena terbatasnya suplai darah yang tersedia pada otot tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya kram otot pada saat melakukan kegiatan

4 Strain dan sprain 
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung ( impact ) atau tidak langsung ( overloading ). Pada cedera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cedera, terlebih jika otot berkontraksi.

Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba pada bagian otot yang mengaku. Strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan. Cidera strain membuat daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda - tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan. Sedang cedera sprain adalah cedera pada ligamen di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan tulang rawan sendi yang membungkus tulang - tulang yang berdampingan.

Kerusakan serat ligamen sering dibarengi oleh pendarahan yang menyebar di sekeliling jaringan dan terlihat sebagai memar. Sebagai penyebabnya adalah persendian tulang dipaksa melakukan suatu gerak yang melebihi jelajah sendi atau range of movement normalnya.

Trauma langsung ke persendian tulang, yang menyebabkan persendian bergeser ke posisi persendian yang tidak dapat bergerak. Dalam buku lain juga disebutkan sprain adalah cedera yang menimbulkan nyeri, yang disebabkan oleh kerusakan pada ligamen yaitu jaringan ikat fibrosa yang keras dan elastik, yang membungkus sendi

5 Fraktur 
Terdapat beberapa pengertian mengenai frakture, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literatur. , frakture adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan menurut Boenges, fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang.  

Back dan Marassarin berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Lewis ( 2000 ) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
Fraktur akibat peristiwa trauma.  Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba - tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan, pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan. Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang - ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau metatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris - berbaris dalam jarak jauh.

Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang. Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak ( misalnya oleh tumor ) atau tulang - tulang tersebut sangat rapuh

 6 Blister ( Lepuhan ) 
Lepuhan adalah kumpulan cairan yang terletak diantara lapisan terluar kulit yang disebabkan oleh gesekan, tekanan dan panas. Kombinasi yang terdiri dari tiga macam mikrotrauma fisik tersebut menyebabkan terjadinya pemisahan lapisan kulit ( dermis dan epidermis ) dan resultan cairan yang meradang, menggelembung pada lapisan terluar kulit yang mengakibatkan cairan isi lepuhan dengan lapisan terluar kulit, membentuk kulit lepuhan.

Lepuhan sering terjadi saat atlet memulai aktifitas baru atau meningkatkan porsi suatu aktifitas. Sepatu baru dan perubahan lantai arena menyebabkan timbulnya lepuhan. Kondisi kelembaban atau panas juga mempengaruhi munculnya lepuhan. Mereka yang berkulit sehat lebih mudah terkena lepuhan

7 Sunburn
Pada hari - hari yang berkabutpun, anda kemungkinan masih bisa tersengat sinar Matahari, karena sinar matahari ini dapat dipantulkan baik melalui mendung ( awan ), bangunan - bangunan, pepohonan dan bahkan memantul lewat media tanah ( permukaan aspal ).

Sengatan sinar Matahari harus kita antisipasi sedini mungkin meskipun kulit belum memberikan gejala - gejala rasa sakit seperti terbakar. Rasa sakit karena tersengat sinar Matahari tersebut disebabkan oleh adanya keterlambatan pelepasan bahan - bahan kimia tertentu yang disebut prostaglandins oleh sel - sel yang rusak

8 Nyeri pinggang bagian bawah ( Low Back Pain ) 
Low back pain atau nyeri pinggang bawah adalah suatu kondisi dimana penderita merasa nyeri dibelakang pinggang bagian bawah. Cedera pada pinggang bawah sering terjadi disebabkan karena kelelahan dan kurangnya pemanasan sebelum melakukan aktifitas.

Cedera ini dipicu oleh tidak seimbangnya kekuatan otot punggung dan otot perut dimana pada umumnya otot perut jauh lebih dominan sehingga pada saat gerakan tertentu otot punggung bagian bawah ini mengalami cedera.

Cedera ini juga bisa disebabkan karena kesalahan posisi. Kesalahan posisi dalam aktivitas, akan membuat otot tertahan dalam satu posisi. Selain itu, pada Pendaki gunung cedera ini bisa terjadi karena kesalahan dalam pengaturan berat beban yang dibawa atau karena posisi tas yang salah yang menyebabkan beban tertumpu di pinggang atau punggung bagian bawah dan bukan di pundak atau bahu

9 Hypothermia 
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh ( kedingingan ) dari suhu normal, dan apabila kalau tidak cepat mengatasi situasi tersebut di gunung bisa berakibat fatal. Biasanya suhu tubuh kita normal dan tetap pada suhu kurang lebih 37,5 derajat celsius. Kalau panas, tubuh kita akan mengeluarkan keringat untuk mengurangi panas tersebut dan kalau dingin kita menggigil untuk memanaskan tubuh.

Sumber : http://mapala-umri.blogspot.com/2013/04/9-jenis-cidera-dalam-pendakian-gunung.html

0 komentar: