Hari itu sabtu 13 April 2013, paking
sudah komplit yang telah dipersiapkan dimalam sebelumnya semua perlengkapan
dipersiapkan layaknya seorang pendaki gunung, ceritanya saya mau mendaki gunung
hehehehe, ya ini pertama kalinya akan berjalan menapaki jalur pendakian Gunung
Lawu, perjalanan ini adalah bentuk kebosanan tentang bebarapa hal yang gagal
saya usahakan dan mengganjal dipikiran saya dimana semuanya kacau waktu itu,
hati berkata mungkin otak perlu refresh setelah semua hal yang gagal itu
menumpuk.Perjalanan dimulai dengan beberapa
orang teman, jefry, amin, tio, rotua, andre, jefryan dan akbar kami dari Jogja
akan menuju basecamp pedakian cemoro sewu yang terletak di kabupaten Magetan
Jawa Timur, sekitar pukul 18.30 WIB kami tiba d base camp cemoro sewu,
istirahat, sholat dan makan sambil memriksa lagi pakingan yang akan dibawa.
Pukul 20.00 WIB Pintu gerbang
pendakian gunung lawu via cemoro sewu terpampang didepan saya hujan geremis
menyertai langkah awal saya dan teman-teman memulai langkah menapaki jalur pendakian,
saya berjalan pelan dan ngos-ngosan saya pendaki newbie diantara mereka
adaptasi yang sulit menghapi jalan yang menanjak, suhu yang dingin dan gelap
hanya cahaya rembulan redup karena langit mendung dan sinar dari senter dan
headlamp yang kami bawa, Dalam hati saya berkata “ aduuh mak, ini jalan
nanjaknya ga kira-kita mana gelap lagi, takut hantu. Hahahaha “. Langkah demi
langkah berjalan, hujan sudah mulai deras saya dan tim memutuskan untuk
berhenti d sebuag pos (pos bayangan satu pendaki-pendaki menyebutnya)
dibelakang pos tersebut ada mata air yang saya lupa namanya, sendang apa gitu
namanya, sekitar 1 jam kita berhenti disitu berbarengan dengan tim-tim pendaki
lain yang berteduh.
Perjalanan dilajutkan kebali saat itu
masih hujan gerimis karena bberapal kami memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan, langkah demi langkah kami berjalan dengan hujan gerimis yang akrab
mengiringi perjalanan kami, sampai akhirnya berhenti untuk istirahat lagi dipos
2 sambil makan roti, minum kopi bercerita dan bercanda. Lalu perjalanan
dilanjut lagi, si tio yang awal perjalanan selalu berjalan d barisan depan
sekarang memlilh berjalan berjejer bersma saya, amin dan jefry yang berjalan
pelan di bagian belakang, kemudian dia berbicara kepada kami bertiga tadi waktu
perjalaan menuju pos 2 dia melihat sosok pocong katanya dipiggir jalur diantar
pepohonan, Susana hentak jadi horror, tapi tak kami pikirkan perjalanan lanjut
terus.
Saya mulai merasa lelah sekali, dingin
yang saya rasakan hampir mebuat beku karena ini pertama kalinya berjalan di
suhu sedingin ini, hampir menyerah, hampir putus asa, perjalanan dari pos 2 ke
pos 3 dan 4 berat sekali menapaki anak tangga, langkah tertatih tatih dingin aah
capek sekali, saya harus
berjalan sampai Mbok Yem, jadi di gunung lawu itu ada warung mbok yem tempat
biasa para pendaki istirahat sebelum naik kepuncak, mbok yem ini wanita tua
yang tangguh tinggal dan berjualan nasi pecel, nasi soto dan aneka minuman
ditemani anak angkatnya mas muis di hargo dalem salah satu tempat digung lawu.
Berjalan terus berjalan melewati
terjalannya jalur, menembus dinginnya malam sambil berkata dalam hati “kapan
sampainya ini ditempat mbok yem”. Lngkah terus berjalan sampai akhirnya sekitar
pukul 02.30 WIB kita sampai di hargo dalem tempatnya mbok yem, kita dirikan
tenda untuk beristirahat karena waktu itu mbokyem udah tutup. Setelah tenda
selesai didirikan saya buru-buru masuk karna diluar dingin sekali, berbaring
istirahat tak lama si jefry, tio dan amin juga masuk tenda, rotua, andre, jefryan
dn akbar tidur ditenda satu lagi. Jefry dan amin sedang menyedu kopi dan
menawarkan kepada saya, sambil minum saya berkata kepada mereka besok saya tak
ikut muncak ya, waah mereka seketika berubah, ahh bang sudah sampai disini masa
ga muncak ujar amin dan di iya kan oleh jefry nanggung udah sampai disni paling
sekitar 15 menit berjalan kita udah smape puncak kok, perkataan itu tak saya
gubris lalu bersiap tidur, lalu tidur.
Selamat pagi gunung lawu, pagi yang
cerah aku tatap langit yang biru dari dekat udara segar yang aku hirup sejuk
menyapaku pagi itu pagi yang luar biasa karena pagi ini saya tidak sarapan
kenangan mantan hahaaahahahahaahaa . Teman teman sibuk dengan kegiatan masing
masing, ada yang masak untuk sarapa, ada yang foto-foto, saling menyapa
pendaki-pandaki tim lain yang ngecamp diarea itu. Setelah sarapan tim bersiap
untuk summit, saya yang bebrapa jam lalu memutuskan untuk tidak ikut summit
harus menelan kata-kata saya, rugi rasanya tak melihat puncak, sudah dekat
dengan semangat 45 saya berjalan menuju puncak Hargo Dumilah 3265mdpl.
Alhamdulillah……indah alam ciptaan mu
tuhan itu kata-kata dalam hati saya saat sampai dipuncak pertama saya. Disuguhi
hamparan lautan awan, langit yang biru pemandangan yang memanjakan mata, hati
dan kedamaian. ( Leo Chandra )
0 komentar:
Posting Komentar