Kamis, 26 Desember 2013

Hari itu sabtu 13 April 2013, paking sudah komplit yang telah dipersiapkan dimalam sebelumnya semua perlengkapan dipersiapkan layaknya seorang pendaki gunung, ceritanya saya mau mendaki gunung hehehehe, ya ini pertama kalinya akan berjalan menapaki jalur pendakian Gunung Lawu, perjalanan ini adalah bentuk kebosanan tentang bebarapa hal yang gagal saya usahakan dan mengganjal dipikiran saya dimana semuanya kacau waktu itu, hati berkata mungkin otak perlu refresh setelah semua hal yang gagal itu menumpuk.Perjalanan dimulai dengan beberapa orang teman, jefry, amin, tio, rotua, andre, jefryan dan akbar kami dari Jogja akan menuju basecamp pedakian cemoro sewu yang terletak di kabupaten Magetan Jawa Timur, sekitar pukul 18.30 WIB kami tiba d base camp cemoro sewu, istirahat, sholat dan makan sambil memriksa lagi pakingan yang akan dibawa.
Pukul 20.00 WIB Pintu gerbang pendakian gunung lawu via cemoro sewu terpampang didepan saya hujan geremis menyertai langkah awal saya dan teman-teman memulai langkah menapaki jalur pendakian, saya berjalan pelan dan ngos-ngosan saya pendaki newbie diantara mereka adaptasi yang sulit menghapi jalan yang menanjak, suhu yang dingin dan gelap hanya cahaya rembulan redup karena langit mendung dan sinar dari senter dan headlamp yang kami bawa, Dalam hati saya berkata “ aduuh mak, ini jalan nanjaknya ga kira-kita mana gelap lagi, takut hantu. Hahahaha “. Langkah demi langkah berjalan, hujan sudah mulai deras saya dan tim memutuskan untuk berhenti d sebuag pos (pos bayangan satu pendaki-pendaki menyebutnya) dibelakang pos tersebut ada mata air yang saya lupa namanya, sendang apa gitu namanya, sekitar 1 jam kita berhenti disitu berbarengan dengan tim-tim pendaki lain yang berteduh.
Perjalanan dilajutkan kebali saat itu masih hujan gerimis karena bberapal kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, langkah demi langkah kami berjalan dengan hujan gerimis yang akrab mengiringi perjalanan kami, sampai akhirnya berhenti untuk istirahat lagi dipos 2 sambil makan roti, minum kopi bercerita dan bercanda. Lalu perjalanan dilanjut lagi, si tio yang awal perjalanan selalu berjalan d barisan depan sekarang memlilh berjalan berjejer bersma saya, amin dan jefry yang berjalan pelan di bagian belakang, kemudian dia berbicara kepada kami bertiga tadi waktu perjalaan menuju pos 2 dia melihat sosok pocong katanya dipiggir jalur diantar pepohonan, Susana hentak jadi horror, tapi tak kami pikirkan perjalanan lanjut terus.
Saya mulai merasa lelah sekali, dingin yang saya rasakan hampir mebuat beku karena ini pertama kalinya berjalan di suhu sedingin ini, hampir menyerah, hampir putus asa, perjalanan dari pos 2 ke pos 3 dan 4 berat sekali menapaki anak tangga, langkah tertatih tatih dingin aah capek sekali, saya harus berjalan sampai Mbok Yem, jadi di gunung lawu itu ada warung mbok yem tempat biasa para pendaki istirahat sebelum naik kepuncak, mbok yem ini wanita tua yang tangguh tinggal dan berjualan nasi pecel, nasi soto dan aneka minuman ditemani anak angkatnya mas muis di hargo dalem salah satu tempat digung lawu.
Berjalan terus berjalan melewati terjalannya jalur, menembus dinginnya malam sambil berkata dalam hati “kapan sampainya ini ditempat mbok yem”. Lngkah terus berjalan sampai akhirnya sekitar pukul 02.30 WIB kita sampai di hargo dalem tempatnya mbok yem, kita dirikan tenda untuk beristirahat karena waktu itu mbokyem udah tutup. Setelah tenda selesai didirikan saya buru-buru masuk karna diluar dingin sekali, berbaring istirahat tak lama si jefry, tio dan amin juga masuk tenda, rotua, andre, jefryan dn akbar tidur ditenda satu lagi. Jefry dan amin sedang menyedu kopi dan menawarkan kepada saya, sambil minum saya berkata kepada mereka besok saya tak ikut muncak ya, waah mereka seketika berubah, ahh bang sudah sampai disini masa ga muncak ujar amin dan di iya kan oleh jefry nanggung udah sampai disni paling sekitar 15 menit berjalan kita udah smape puncak kok, perkataan itu tak saya gubris lalu bersiap tidur, lalu tidur.


Selamat pagi gunung lawu, pagi yang cerah aku tatap langit yang biru dari dekat udara segar yang aku hirup sejuk menyapaku pagi itu pagi yang luar biasa karena pagi ini saya tidak sarapan kenangan mantan hahaaahahahahaahaa . Teman teman sibuk dengan kegiatan masing masing, ada yang masak untuk sarapa, ada yang foto-foto, saling menyapa pendaki-pandaki tim lain yang ngecamp diarea itu. Setelah sarapan tim bersiap untuk summit, saya yang bebrapa jam lalu memutuskan untuk tidak ikut summit harus menelan kata-kata saya, rugi rasanya tak melihat puncak, sudah dekat dengan semangat 45 saya berjalan menuju puncak Hargo Dumilah 3265mdpl.
Alhamdulillah……indah alam ciptaan mu tuhan itu kata-kata dalam hati saya saat sampai dipuncak pertama saya. Disuguhi hamparan lautan awan, langit yang biru pemandangan yang memanjakan mata, hati dan kedamaian. ( Leo Chandra )

                                        

0 komentar: